Dampak BBM Oplosan dan Oktan Rendah: Risiko Knocking, Mesin Boros, dan Emisi Tinggi

BBM oplosan dan oktan rendah berisiko merusak mesin kendaraan dan meningkatkan emisi gas buang.
Pemilihan bahan bakar minyak (BBM) yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan sangat penting untuk menjaga kinerja dan umur panjang mesin. Penggunaan BBM dengan oktan rendah atau bahkan BBM oplosan dapat menyebabkan kerusakan serius, mulai dari detonasi (knocking), mesin boros, hingga peningkatan emisi gas buang.
Isu BBM oplosan kembali menjadi perhatian setelah mencuatnya dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina (Persero). Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan 7 orang tersangka dalam kasus yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp 193,7 triliun.
Apa Itu Nilai Oktan BBM dan Mengapa Penting?
Nilai oktan (Research Octane Number/RON) menunjukkan kemampuan BBM untuk menahan tekanan sebelum terbakar secara spontan.
Semakin tinggi nilai oktan, semakin tinggi pula tekanan yang dibutuhkan untuk pembakaran, sehingga menghindari detonasi atau knocking.
Mesin dengan rasio kompresi tinggi memerlukan BBM beroktan tinggi agar pembakaran terjadi dengan sempurna.
Hal ini penting untuk menjaga performa mesin dan mencegah kerusakan yang disebabkan oleh pembakaran yang tidak terkendali.
Dampak BBM Oplosan dan Oktan Rendah terhadap Mesin Kendaraan
Penggunaan BBM yang tidak sesuai spesifikasi mesin dapat menyebabkan berbagai masalah pada kendaraan. Berikut beberapa dampak negatifnya:
- Kerusakan komponen mesin
- Peningkatan konsumsi bahan bakar
- Peningkatan emisi gas buang
1. Detonasi (Knocking): Kerusakan Akibat Ledakan Tak TerkendaliRekomendasi Beritauntuk kamu
Knocking terjadi saat BBM terbakar sebelum waktunya akibat oktan yang lebih rendah dari standar mesin. Ini dapat menyebabkan kerusakan komponen mesin seperti piston, silinder, dan kepala silinder.
Detonasi yang terus-menerus dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang yang mahal untuk diperbaiki. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan BBM dengan nilai oktan yang sesuai.
2. Penurunan Performa Mesin: Tenaga Tidak Maksimal
BBM beroktan rendah menyebabkan pembakaran tidak sempurna, sehingga tenaga mesin berkurang. Kendaraan tidak dapat bekerja secara optimal, terutama saat akselerasi dan perjalanan jauh.
Penurunan performa ini akan sangat terasa saat kendaraan dihadapkan pada kondisi lalu lintas yang padat atau saat mendaki. Pengemudi sering kali harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan kecepatan yang diinginkan.
3. Mesin Lebih Boros BBM: Konsumsi Bahan Bakar Meningkat
Karena tenaga yang dihasilkan berkurang, pengendara cenderung menekan pedal gas lebih dalam. Hal ini mengakibatkan konsumsi BBM meningkat, membuat kendaraan lebih boros.
Dengan meningkatnya konsumsi bahan bakar, biaya operasional kendaraan pun akan melonjak. Ini tentu menjadi beban tambahan bagi pemilik kendaraan.
4. Mesin Menjadi Lebih Kotor Akibat Penumpukan Karbon
BBM dengan oktan rendah dapat menyebabkan kerak karbon pada ruang bakar. Endapan ini sulit dibersihkan dan dalam jangka panjang dapat menurunkan usia mesin.
Kotoran ini tidak hanya mempengaruhi performa, tetapi juga dapat menyebabkan masalah lain seperti kebocoran dan kerusakan pada komponen mesin.
5. Peningkatan Emisi Gas Buang: Dampak Buruk bagi Lingkungan
Pembakaran yang tidak sempurna meningkatkan emisi karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Hal ini berkontribusi terhadap polusi udara dan efek rumah kaca.
Peningkatan emisi gas buang ini dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan BBM yang tepat demi menjaga kualitas udara.